Kejadian Bikin Melongo

CeritaNakal kali ini di dapat dari narasumber yang mengalami kejadian nakal tetapi membuat kami sendiri pun terbingung-bingung tetapi membuat celana sesak, yang penasaran yuk simak ceritanya

Aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel bintang 3 dan aku menginap di hotel kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan diadakan dua hari dimana dimulai jam 8 pagi sampai jam 2 siang. IstrIku yang bahenol saat itu mengenakan blazer kuning berleher rendah sehingga kedua payudara montoknya tampak dari balik blazer kuningnya dan tampak remang remang puting susu istriku di balik blazernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 38 tahun memakai BH tipis dan pantat bahenolnya begitu menggoda saat berjalan dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi. Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki yang lebih tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja. “Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, pasti cape tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’, tapi jangan dipijit cewek ya” kata istriku “Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku. “Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya. “Bener ?” kataku. “Boleh kan, mas? tanya istriku “Kau memang pingin to, dik?” tanyaku “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam. “Boleh, kan?” kata istriku merayu “Kalau kamu suka dan senang” jawabku. Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung. “Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang memanggil saya, Mbah Parna, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan lelaki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Parna yang membuatku agak bingung dan kaget, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh. Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan. Mbah Parna terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Parna cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. “Simpananmu, mas?” tanyanya berbisik saat melihat istriku. “Istri saya, mbah,” kataku “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya. Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak. “Sudah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, mbak,” Mbah Parna yang menjawab. “Kenalkan ini istri saya, Mbah Parna,”kataku. “Bener to, neng?” katanya. “Lho, iya mbah kan hotel ini gak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya orang yang gak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Parna. “Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Parna yang duduk di pinggir ranjangku. “Saya, Mbah Parna” katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?” kudengar istriku mendesis lirih. “Saya kira neng wanita simpanan kang mas ini” kata Mbah Parna. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,” kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Parna langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Parna menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas. “Neng, pijet ya,” kata Mbah Parna “Saya, enggak biasa dipijat.” kata istriku terputus “Mbah Parna gak perlu megang.” katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Mbah Parna duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Parna membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku. “Gimana neng, enak” tanya Mbah Parna “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Enak kan neng” Mbah Parna bertanya lagi “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?” tanya Mbah Parna “Enak rasanya..”kata istriku “Neng, Siapa namanya?” tanya Mbah Parna “Yuni, mbah” jawab istriku “Neng Yuni, tadi enak, kan?” tanya Mbah Parna lagi “Iya, mbah enak,” kata istriku “Kalau ini gak enak Neng Yuni, tapi nikmat..” kata Mbah Parna Kulihat Mbah Parna mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?” istriku mendesah saat Mbah Parna menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Parna tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blazer nya. “ooh mbbaaaaah parnaaaa?.” istriku merintih ketika tangan Mbah Parna semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blazer kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??” istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Parna seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blazer nya. “maaas mbaaaah Pairnaaa tolooong maaass heeqqhhhh ?..” rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Parna sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku. Mbah Parna semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Parna. “Ayo buka kancingnya,” perintah Mbah Parna Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah engaaaaak.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus. “Ayo mbah haus,” kata Mbah Parna. Istriku membuka tiga kancing blazer nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya. “Aku haus Neng Yuni, aku dari tadi capek mijit masmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,” kata Mbah Parna sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Parna dan Mbah Parna langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ? mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Parna menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu. Mbah Parna menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Parna yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Parna memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Parna meremas remas payudara kiri istriku. “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah.” rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Parna yang mengenakan ikat kepala. Rupanya sedotan Mbah Parna pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Parna langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Parna dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan. Begitu ganasnya Mbah Parna menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Parna ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Parna terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Parna. Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Parna pada payudara kiri istriku dan Mbah Parna menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis. “Nikmat kan Neng Yuni,” tanya Mbah Parna Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Parna di depan selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Parna seolah menggosok selangkangann istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Parna mempermainkan istriku dan Mbah Parna membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar. “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh” desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Parna memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Parna. Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Parna, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Parna, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. Tangan kanan Mbah Parna meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai urat urat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini. Bungkusan di tangan kanan Mbah Parna didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Parna menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Parna. “Lihat Neng Yuni” katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. “Mbah Parna bukannya mengambil benda itu” rintih istriku menghiba. Mbah Parna bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Parna meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat. Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kemaluan istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,” istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Parna kencang. Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot klitoris istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu. Mbah Parna membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blazer kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Parna menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Parna memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ? ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.” pantatt bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung. Mbah Parna tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang. Kulihat benda ulat itu tetap mengulum klitorist istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Parna langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Parna membuka lebar-lebar Akupun merinding saat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vaginaa istriku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..” istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku. Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Parna dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku. Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah parna, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vaginaa istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu. Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Parna yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya. “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..” istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging. Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Parna yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging, Mbah Parna langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga an’s istriku terlihat. Mbah Parna semakin membuka pantat istriku dan an’s istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Parna menjilati a**s istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan p****t istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan p****t bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Parna menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang a**s istriku dan kepala Mbah Parna maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam a**s istriku. Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, k******t dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Parna dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai. Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih terburu-buru, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya. Tiba tiba Mbah Parna memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan muncullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang an’s istriku menganga kembali dan Mbah Parna meludahi lubang an’s istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang an’s istriku dan Mbah Parna terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Parna. Mbah Parna memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Parna dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang an’s istriku. istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang klitorist dan liang vagina istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??” istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Parna perlahan tapi pasti melesak ke lubang an’s istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh !!” Pantatt istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Parna menekan penisnya ke lubang an’s istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot klitorist istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Parna semakin lama semakin dalam di lubang an’s istriku. Begitu batang kemaluan Mbah Parna masuk seluruhnya di lubang an’s istriku, Mbah Parna pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang an’s istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Parna mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku. “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu !!.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa neng Yuniiiiii !!.” erang Mbah Parna semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku dan “Mbaaaaaah Parrrnanaaaaa!!.” istriku mengerang lirih dan Mbah Parna menghujam batang kemaluannyaa dalam dalam ke lubang an’s istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Parna menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Parna menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air manimya muncrat di dalam an’s istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang an’s istriku dan rupanya air mani Mbah Parna keluar dari tekanan lubang an’s istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Parna yang cukup besar itu. Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu. Keduanya pun tertidur karena kelelahan. Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan setelan blazer dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin. Mbah Parna tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Parna pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku. Mbah Parna mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Parna langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah !!” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Parna membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Parna semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vaginaa istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Parna mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias. Mbah Parna kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu disetubuhi mbaaah Parnaaaa…?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ….ngngngngngngngng!!..” istriku mengerang dengan hebatnya pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Parna secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vaginna istriku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu..mmmmmmngngngngngng!!.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Parna. Tubuh istriku limbung dan Mbah Parna memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun. Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Parna tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup. “Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Parna tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu. “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai oragasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Parna terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali. Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan oragasme ke 4 kalinya, Mbah Parna menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasmee, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.

Komentar